1
Latar Belakang dan Definisi
a.
Latar
belakang
(JAKARTA,
pkmk-lanri.org.):
“Akhir-akhir
ini, kita dihadapkan pada sebuah dilema kebijakan yang nyata. Sebuah
fakta yang menarik, dimana produksi kebijakan, baik di tingkat nasional maupun
daerah terus bertambah. Namun, seiring dengan bertambahnya kebijakan tersebut,
sejumlah masalah justru terus terjadi. Sebut saja masalah bencana baik karena
bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, tidak menunjukkan tanda-tanda
berhenti. Gunung meletus, bencana banjir, ancaman tsunami, masalah kemacetan,
pesawat jatuh, tabrakan kereta api dan lain sebagainya seolah tak pernah takut
dengan kebijakan yang lahir, bahkan berani menantang, melawan dan bahkan
membunuh! Padahal, secara teori, kebijakan publik merupakan suatu
keputusan yang diambil untuk menghadapi situasi atau permasalahan, mengandung
nilai-nilai tertentu, memuat ketentuan tentang tujuan, cara dan sarana untuk
mencapainya. Apa yang salah dengan kebijakan kita? Bukankah kita telah memiliki
aktor-aktor kebijakan baik dari pemerintah maupun dari kalangan legislatif?
Atau sebenarnya kita tidak memahami proses merumuskan kebijakan? Atau
jangan-jangan kita salah merumuskan agenda setting? Ataukah banyaknya
kepentingan yang harus kita akomodasi, sehingga kebijakan kita cenderung tidak
fokus?”
Contoh-contoh kebijakan publik di Indonesia:
1. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta (yang menurut versi
Pemkot itu) sebagai solusi terhadap masalah penurunan kunjungan wisata pasca
gempa 2006 adalah sebagai berikut:
1)
Pembentukan Komite Pemulihan Pariwisata Yogyakarta (KPPY)
2)
Pemberian Kemudahan dan Pengurangan Pajak
3)
Promosi Pariwisata
4)
Penyelenggaraan Event Seni, Budaya, dan Kepariwisataan
2. Kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk merelokasi pedagang
“klithikan” dari Jl. Mangkubumi ke bekas pasar Kuncen dimuat dalam Peraturan
Walikota No 45 Tahun 2007
3. Kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk
meningkatkan kualitas pendidikan:
1)
Alokasi anggaran pendidikan lebih dari 20 % dari APBD di luar gaji guru sejak
tahun 2006
2)
Pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah (PMTAS) untuk anak TK dan Sekolah
Dasar dengan anggaran Rp 4.000.000.000,- (empat milyar rupiah)
4. Beberapa kebijakan pemerintah kontroversial:
1)
Kebijakan dana talangan untuk Bank Century yang awalnya 632 Milyar
membengkak sampai 1000% menjadi 6,7 Trilyun.
2)
Kebijakan pembelian mobil pejabat negara seharga 1,3 M.
3)
Kebijakan rencana pembelian pesawat kepresidenan seharga 200 M.
4)
Kebijakan BLT yang dimaksudkan untuk mengurangi kemiskinan
Menurut Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/04/M.PAN/4/2007
tentang Pedoman Umum Formulasi, Implementasi, Evaluasi Kinerja dan Revisi
Kebijakan Publik di Lingkungan Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah:
b.
Definisi
Policies are specific decisions about what role
various lines of business in the organization will play and how resources will
be allocated among them (Kebijakan
adalah keputusan spesifik tentang apa manfaat berbagai sumberdaya dalam
organisasi akan digunakan dan bagaimana sumber daya akan dialokasikan)
Menurut Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/04/M.PAN/4/2007
tentang Pedoman Umum Formulasi, Implementasi, Evaluasi Kinerja dan Revisi
Kebijakan Publik di Lingkungan Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah:
Menurut Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/04/M.PAN/4/2007 tentang
Pedoman Umum Formulasi, Implementasi, Evaluasi Kinerja dan Revisi Kebijakan
Publik di Lingkungan Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah:
2
Teori-Teori
Formulasi Kebijakan Publik
1. Pendekatan kepentingan negara (state
interests approach)
Pendekatan kepentingan negara
menjelaskan bahwa kebijakan publik dibuat oleh para pejabat negara yang
memiliki independensi untuk membela kepentingan negara, misalnya
kepentingan-kepentingan yang berkaitan dengan pembangunan bangsa dan negara.
2. Model kelembagaan (institutional)
Model kelembagaan menjelaskan bahwa
kebijakan publik dibuat oleh pemerintah yang memang dianggap memiliki tugas dan
hak yang sah untuk itu.
Secara struktural, pemerintah adalah
pihak yang telah diserahi kekuasaan oleh rakyat untuk mengatur negara. Maka
pemerintah memiliki kewenangan untuk membuat keputusan.
Role of government is rowing (designing and implementing policies
focusing on a single, politically defined objective)
3. Pendekatan politik birokratik (bureaucratic
politics approach)
Pendekatan politik birokratik
menjelaskan bahwa kebijakan publik dibuat oleh para pejabat negara dengan
pertimbangan lebih karena untuk membela kepentingan instansi pemerintahannya
sendiri dalam kerangka bersaing dengan kepentingan instansi pemerintah lainnya.
4. Model elit (elite)
Model elit menjelaskan bahwa kebijakan publik dibuat oleh pemerintah yang
mewakili kepentingan elit-elit pemegang kekuasaan negara. Dalam hal ini,
kebijakan publik dibuat secara top-down
untuk mempertahankan status quo.
5. Model-model actor rasional (rational
actor models)
Model-model aktor rasional
menjelaskan bahwa kebijakan publik dibuat oleh para pejabat negara dengan
mempertimbangkan semua sumberdaya, informasi, dan alternatif demi tercapainya
preferensi para pejabat negara itu sendiri.
6. Pendekatan-pendekatan analisis kelas
(class analytic approaches)
Pedekatan analisis kelas menjelaskan
bahwa kebijakan publik dibuat secara formal oleh para pejabat negara, tetapi
secara substansial mewakili kepentingan kelas dominan (kaum kapitalis/borjuis)
yang akan melanggengkan kekuasaannya (status quo) (secara ekonomi dan politik)
di atas (“mengeksploitasi”) kelas subordinasi (kaum proletar dan buruh).
(Lihat teori Marxist, Neo-Marxist,
dan Dependency)
7. Model proses (process)
Model proses menjelaskan bahwa
kebijakan publik dibuat oleh pemerintah setelah menerima artikulasi dan
agregasi kepentingan dari masyarakat.
8. Model sistem (system)
Model sistem menjelaskan bahwa kebijakan publik dibuat oleh pemerintah
melalui tahap-tahap: input (berupa tuntutan dan dukungan), throughput (berupa
pembuatan keputusan), dan output (berupa peraturan perundang-undangan)
9. Model rasional (rational) (rasional komprehensif)
Model rasional atau model rasional komprehensif menjelaskan bahwa
kebijakan publik dibuat oleh pemerintah dengan berdasarkan pertimbangan
cost-benefit analysis (analisis perbandingan biaya-manfaat) dari segi efisiensi
keuangan.
10. Model inkremental (incremental)
Model inkremental menjelaskan bahwa kebijakan publik dibuat oleh
pemerintah dengan pertimbangan praktis untuk melanjutkan kebijakan sebelumnya
dengan perubahan sedikit demi sedikit (prinsip evolusioner, bukan revolusioner)
11. Model pengamatan terpadu (mixed-scanning)
Model pengamatan terpadu menjelaskan bahwa kebijakan publik dibuat oleh
pemerintah dengan pertimbangan berupa penggabungan antara model rasional dan
model inkremental.
12. Pendekatan-pendekatan pluralis (pluralist
approaches)
Pendekatan-pendekatan pluralis
menjelaskan bahwa kebijakan publik dibuat secara formal oleh pemerintah, tetapi
secara substansial mewakili formasi konflik, tawar-menawar, dan koalisi di
antara kelompok-kelompok sosial yang sangat beragam dalam masyarakat guna melindungi dan memperjuangkan kepentingan-kepentingan bersama dari para anggotanya.
Kepentingan-kepentingan ini pada
umumnya menyangkut ekonomi, namun demikian secara khusus ada kelompok-kelompok
yang berkepentingan untuk memperjuangkan kepentingan yang berkaitan dengan isu
etnis, agama, daerah, kekerabatan, dan lain-lain
13. Model kelompok (group)
Model kelompok menjelaskan bahwa
kebijakan publik dibuat secara formal oleh pemerintah, tetapi secara
substansial oleh kelompok-kelompok kepentingan dalam masyarakat. Peran
pemerintah adalah mencari titik kompromi (keseimbangan) di antara
kelompok-kelompok itu. Pemerintah menjadi “wasit” dengan aturan mainnya.
• Kelompok-kelompok dalam masyarakat
dan pemerintahan:
Ø Interest groups = kelompok
kepentingan
Ø Pressure groups = kelompok penekan
14. Model pilihan publik (public choice)
Model pilihan publik menjelaskan bahwa kebijakan publik dibuat secara
formal oleh pemerintah, tetapi secara substansial mewakili
kepentingan-kepentingan individu-individu dalam masyarakat dan pemerintahan
dalam mengejar (memaksimalkan) kepentingannya secara ekonomis.
-
manusia homo economicus;
- buyer
meet seller,
-
supply meet demand;
- Free
trade; free market; capitalism
Pendekatan-pendekatan pilihan public (public choice approaches)
Pendekatan-pendekatan pilihan publik berakar pada teori pilihan publik
yang berasumsi bahwa masyarakat terdiri dari individu-individu yang memiliki
kepentingan-kepentingan sendiri yang berkoalisi ke dalam kelompok kepentingan
yang terorganisasi.
Kelompok-kelompok kepentingan dibentuk oleh individu-individu yang
mencari dan memperjuangkan tercapainya tujuan-tujuan dari
kepentingan-kepentingan pribadi secara spesifik. Para individu bergabung dalam
rangka mencari akses terhadap sumber-sumber kebijakan publik.
Dengan membentuk kelompok, para individu menggunakan uang, keahlian,
koneksi politik, pemungutan suara, dan sumber-sumber lainnya untuk meraih
manfaat dari pemerintahan melalui aktivitas lobi, melalui pemilihan umum, dan
bentuk-bentuk saluran yang lain.
Perjuangan individu-individu dalam masyarakat yang memiliki kepentingan
pribadi dengan membentuk kelompok-kelompok untuk meraih keuntungan pribadi
melalui proses penyusunan kebijakan publik ini diistilahkan sebagai “rent-seeking
society.”
Para pejabat publik, baik yang dipilih (elected) maupun diangkat
(appointed), memiliki perhitungan dalam mempergunakan kekuasaannya dalam
kerangka mencari keuntungan pribadi dengan cara melakukan koalisi kepentingan
dengan individu-individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat guna melanggengkan
kekuasannya. Jadi proses kebijakan publik diwarnai oleh para individu yang
mencari keuntungan pribadi.
15. Model teori permainan (game theory)
Model teori permainan menjelaskan bahwa kebijakan publik dibuat secara
formal oleh pemerintah, tetapi secara substansial mewakili
kepentingan-kepentingan pihak-pihak yang berkonflik.
Pihak-pihak yang berkonflik berusaha memperoleh dampak keputusan yang
mengamankan keuntungannya yang dimaksimalkan dari kelemahan lawan.
Hasil keputusannya lebih “transaksional” ketimbang “zero sum game”
Game theory is the study of rational decisions in situations in which
two or more participantshave choices
to make and the outcome depends on the choices made by each. Perhaps theconnotation
of a "game" is unfortunate, suggesting that game theory is not really
appropriate for serious conflict situations. Game theory is an abstract
and deductive model of policymaking. Thechoices are frequently portrayed in a
"matrix"-a diagram that presents the alternative choices of each
player and all possible outcomes of the game. The actual outcome depends on the
choices of both Player A and
Player B. Payoffs are frequently represented by numerical values;
thesenumerical values are placed inside each cell of the matrix and presumably
correspond to thevalues each player places on each outcome. Because
players value different outcomes differently,there are two numerical values
inside each cell—one for each player.Consider the game of "chicken."
Whoever veers is "chicken." For example, one player may prefer death
to dishonor in the game
(Teori permainan adalah studi tentang
keputusan yang rasional dalam situasi di mana dua atau lebih pilihan participants
untuk membuat dan hasilnya tergantung pada pilihan yang dibuat oleh
masing-masing. Mungkin konotasi dari sebuah "permainan" kurang pas,
menunjukkan bahwa teori permainan tidak benar-benar sesuai untuk situasi
konflik serius. Teori permainan adalah model abstrak dan deduktif pembuatan
kebijakan. Pilihan itu sering digambarkan dalam sebuah
"matriks"-diagram yang menyajikan alternatif pilihan masing-masing
pemain dan semua hasil yang mungkin dari permainan. Hasil yang sebenarnya
tergantung pada pilihan kedua Player A dan B. Pemain kalah sering diwakili oleh
nilai-nilai numerik; nilai numerik itu ditempatkan di dalam setiap sel dari
matriks dan mungkin sesuai dengan nilai setiap tempat pemain di setiap hasil.
Karena pemain menghargai hasil yang berbeda secara berbeda, ada dua nilai
numerik dalam setiap sel-satu untuk setiap player. Pertimbangan permainan
"chiken." Siapapun adalah "chiken." Misalnya, satu pemain
bisa memilih kematian tidak menghormati dalam permainan)
16. Model perencanaan strategis (strategic planning)
Model perencanaan strategis
menjelaskan bahwa kebijakan publik dibuat secara formal oleh pemerintah, tetapi
secara substansial mewakili organisasi-organisasi yang terutama secara ekonomi
berkepentingan untuk melangsungkan eksistensinya dalam rangka beradaptasi dg
perubahan lingkungan global.
17. Model demokrasi (democracy)
Model demokrasi menjelaskan bahwa
kebijakan publik dibuat secara formal oleh pemerintah, tetapi secara
substansial melibatkan anggota-anggota dan kelompok-kelompok dalam masyarakat
secara sangat luas (partisipatif). Partisipasi masyarakat yang substantif,
bukan sekedar mobilitatif (formal atau prosedural)
18. Model pelayanan publik (public service)
Model pelayanan publik menjelaskan
bahwa kebijakan publik dibuat secara formal oleh pemerintah, tetapi secara
substansial dilakukan oleh warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhan warga
masyarakat.
Pemerintah bertindak memperantarai
para warga dalam mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pelayanan
publiknya, mendialogkan, dan merumuskan
solusinya, serta menjadikannya sebagai keputusan bersama.
Kebijakan publik dibuat secara formal
oleh pemerintah, tetapi secara esensial mewakili kepentingan warga masyarakat.
Role of government is serving (negotiating and brokering interests among
citizens and community groups, creating shared values).
Public interest is the result of a dialogue about shared values
Makalah/paper/power
point yang sudah disempurnakan
dikirim ke ulungpribadi@yahoo.com
titel: tugas FKP 1
3
Identifikasi
Masalah-Masalah Publik
(AGENDA SETTING/PROBLEM STRUCTURING)
Dalam Model
sistem (system)
Model sistem menjelaskan bahwa kebijakan publik dibuat oleh pemerintah
melalui tahap-tahap: inputs (berupa tuntutan dan
dukungan oleh pihak masyarakat), process/throughputs (berupa
pembuatan keputusan oleh legislatif, eksekutif, yudikatif), dan outputs (berupa kebijakan dalam bentuk peraturan
perundang-undangan)
Tuntutan (demands) adalah
permintaan dari pihak masyarakat kepada pihak pemerintahan (legislatif,
eksekutif, dan yudikatif) untuk menyelesaikan masalah (problems/issues)
Dukungan (supports) adalah
dorongan dari pihak masyarakat kepada pihak pemerintahan (legislatif,
eksekutif, dan yudikatif) untuk menyelesaikan masalah (problems/issues)
Dalam Model
proses (process)
Model proses menjelaskan bahwa
kebijakan publik dibuat oleh pemerintah setelah menerima artikulasi dan agregasi kepentingan dari masyarakat.
Artikulasi (articulation) adalah penyampaian permintaan/aspirasi yang diajukan
oleh pihak masyarakat kepada pihak pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan
yudikatif) agar dibuatkan kebijakan publik untuk menyelesaikan masalah publik (public problems/ public issues) (salah
satu tugas partai politik)
Agregasi (aggregation) adalah upaya menyampaikan dan menampung seluruh permintaan/aspirasi
yang diajukan oleh pihak masyarakat kepada pihak pemerintahan (legislatif,
eksekutif, dan yudikatif) agar dibuatkan kebijakan publik untuk menyelesaikan
masalah publik (public problems/public issues)
(salah satu tugas partai politik dan fraksinya di legislatif)
Bentuk dari masalah-masalah publik:
keinginan masyarakat, aspirasi masyarakat, masukan dari masyarakat, kritikan
masyarakat, tuntutan, dukungan, kontrol
sosial, dll.
Contoh kongkrit peristiwa/fakta lapangan:
1.
Peristiwa
demonstrasi tuntutan kaum buruh agar Pemerintah menaikkan upah buruh
2.
Peristiwa
demonstrasi menentang BBM naik, karena daya beli masyarakat Indonesia rendah.
3.
Identifikasi masalah publiknya
(tugas analis kebijakan):
1. Gaji
buruh rendah
2. Pendapatan
masyarakat rendah
3.
4. Kemiskinan
tinggi
5. Kriminalitas
tinggi
6. Pencemaran
lingkungan tinggi
7. Polusi
udara tinggi
Dalam Public
Policy Formulation Procedure:
The step 1 :
Define the
problem: This is the first and most
important step in the process for the manner is which the problem is defined
will shape the solution. Time and thought must go into properly defining the
problem. If the problem is improperly defined, the solution will likely be
wrong.
(Definisikan masalah: Ini adalah langkah pertama dan
paling penting dalam proses untuk cara ini (formulasi kebijakan publik) , yang mana
masalah didefinisikan secara jelas akan membentuk solusi (pemecahan terhadap
masalah publik tersebut). Waktu dan pikiran harus dipergunakan untuk mendefinisikan
masalah secara benar dan tepat. Jika masalah tersebut tidak didefinisikan secara
benar, solusinya akan berkemungkinan salah)
Dalam
Policy Formulation and Analysis (Workshop for Staff of Regional Civil Society
Organizations, Nadi, Fiji, 18-21 December 2007)
The
nature of public problems is such that (Sifat masalah publik adalah sedemikian rupa sehingga):
they are often ill-defined (- mereka menjadi masalah yang dihadapi
banyak orang)
they have political as well as purely
technical aspects (- bukan
sekedar aspek teknis tetapi juga sosial politis) contoh: jembatan rusak yang
dilalui anak-anak sekolah
they often lack a good cause-effect
knowledge base (- pihak
masyaraakat seringkali kurang memiliki cukup pengetahuan untuk mengenali
masalah tersebut) – contoh: penyakit hepatitis yang melanda suatu masyarakat
they may be solved but in so doing new
problems emerge (mereka
mungkin diselesaikan tetapi dengan demikian masalah baru muncul) – contoh:
tempat pembuangan sampah; “gepeng dibuang dari satu daerah ke daerah lain”
their solution often involves trade-offs
between cost and effectiveness (solusi mereka sering dipertentangkan antara biaya/perhitungan
ekonomi dan efektivitas/perhitungan sosial politik) contoh: pengangguran
it may be hard to measure adequacy of
results (mungkin
sulit untuk mengukur kecukupan hasil/hasilnya tidak kelihatan secara fisik) contoh:
masalah sosial di pedesaan dan perkotaan
it may be hard to measure fairness of
results (mungkin
sulit untuk mengukur kewajaran hasil/keadilan) contoh: penerapan hukum yang
tidak adil)
PEKERJAAN
KELOMPOK DI LAB KOMPT IP
IDENTIFIKASI
MASALAH PUBLIK
NO
|
MASALAH
PUBLIK
|
ARGUMENTASI
|
1
|
(masalah
apa yang dihadapi masyarakat saat ini)
|
(buktikan
dengan data kuantitatif/angka/statistik dan data kualitatif/komentar ahli
bahwa masalah itu adalah benar-benar masalah publik)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
Prioritas Masalah
Publik
Prioritas
masalah publik à membuat urutan/ ranking pentingnya masalah-masalah
publik
Dasar
Teoritik:
Pendekatan
kepentingan negara (state interests approach)
kebijakan publik dibuat oleh para pejabat negara yang memiliki independensi untuk
membela kepentingan negara.
Model
kelembagaan (institutional)
kebijakan publik dibuat oleh pemerintah yang memang dianggap memiliki tugas dan hak
yang sah untuk itu.
Pendekatan-pendekatan
pluralis (pluralist approaches)
kebijakan publik dibuat secara formal
oleh pemerintah, tetapi secara substansial mewakili formasi konflik,
tawar-menawar, dan koalisi di antara kelompok-kelompok
sosial yang sangat beragam dalam masyarakat guna melindungi dan memperjuangkan
kepentingan-kepentingan bersama dari
para anggotanya.
Kepentingan-kepentingan ini pada
umumnya menyangkut ekonomi, namun demikian
secara khusus ada kelompok-kelompok yang berkepentingan untuk memperjuangkan
kepentingan yang berkaitan dengan isu etnis, agama,
daerah, kekerabatan, dan lain-lain.
Model
kelompok (group)
kebijakan publik dibuat secara formal
oleh pemerintah, tetapi secara substansial oleh kelompok-kelompok
kepentingan dalam masyarakat.
Model
pilihan publik (public choice)
kebijakan publik dibuat secara formal
oleh pemerintah, tetapi secara substansial mewakili kepentingan-kepentingan
individu-individu dalam masyarakat dan pemerintahan. Kebijakan publik
didasarkan pada pilihan konsumen.
Model demokrasi (democracy)
– di era sekarang sistem demokrasi ini diterima oleh hampir seluruh masyarakat
di dunia
Model demokrasi menjelaskan bahwa
kebijakan publik dibuat secara formal oleh pemerintah, tetapi secara
substansial melibatkan anggota-anggota dan kelompok-kelompok dalam masyarakat secara sangat luas
(partisipatif). Partisipasi masyarakat yang substantif, bukan sekedar
mobilitatif (formal atau prosedural)
Maka dalam membuat prioritas masalah
publik, kita harus memperhitungkan pendapat dari berbagai pihak, yakni: legislatif (DPR/DPRD), eksekutif (Pemerintah/Pemda), pengusaha,
organisasi politik, organisasi sosial, LSM, perguruan tinggi, mahasiswa,
dll.
Penerapannya:
1)
Dari
hasil identifikasi masalah-masalah publik:
NO
|
MASALAH-MASALAH PUBLIK
|
ARGUMENTASI
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2)
Disusun
kuesioner untuk dimintakan pendapat kepada pihak-pihak yang beragam tadi:
a.
Penilaian
dari para pejabat pemerintah
NO
|
MASALAH-MASALAH PUBLIK
|
ARGUMENTASI
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 = tidak penting
2 = kurang penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting
b.
Penilaian
dari para anggota legislatif
NO
|
MASALAH-MASALAH PUBLIK
|
ARGUMENTASI
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 = tidak penting
2 = kurang penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting
c.
Penilaian
dari para pengusaha
NO
|
MASALAH-MASALAH PUBLIK
|
ARGUMENTASI
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 = tidak penting
2 = kurang penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting
d.
Penilaian
dari para pengurus organisasi politik
NO
|
MASALAH-MASALAH PUBLIK
|
ARGUMENTASI
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 = tidak penting
2 = kurang penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting
e.
Penilaian
dari para pengurus organisasi sosial
NO
|
MASALAH-MASALAH PUBLIK
|
ARGUMENTASI
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 = tidak penting
2 = kurang penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting
f.
Penilaian
dari para aktivis LSM
NO
|
MASALAH-MASALAH PUBLIK
|
ARGUMENTASI
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment