materi kuliah

Sunday 8 April 2012

budaya organisasi


Pandangan tentang organisasi sebagai suatu budaya merupakan pandangan yang relatif  baru (Robbin, 1996). Robbins menyebutkan, dua puluh tahun  yang lalu, sebagian besar organisasi semata-mata dipandang sebagai alat yang rasional untuk mengkoordinasi dan mengendalikan sekelompok orang. Didalamnya ada tingkat-tingkat vertikal, departemen, hubungan wewenang, dan seterusnya. Namun organisasi sesungguhnya lebih dari itu. Organisasi juga mempunyai kepribadian, persis seperti individu; bisa tegar atau fleksible, tidak ramah atau mendukung  , inovatif atau konservatif.
Para teoritisi organisasi, akhir-akhir ini, telah mulai mengakui hal ini dengan menyadari peran penting yang dimainkan budaya tersebut dalam kehidupan anggota-anggota organisasi. Hal yang menarik bahwa asal-usul budaya sebagai suatu variabel independen yang mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang karyawan dapat dirunut balik hampir 50 tahun yang lalu pada gagasan pelembagan (institusional). Bila suatu organisasi menjadi terlembaga, organisasi itu memiliki kehidupannya tersendiri, terlepoas dari para pendirinya atau sipapun anggotanya .Disamping itu bila suatu organisasi menjadi terlembaga , organisasi itu dihargai untuk dirinya, tidak sekedar barang atau jasa yang dihasilkan.
Robbins mengartikan bahwa budaya organisasi adalah suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi lain. Sistem makna bersama ini, bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat karakterristik utama yang dihargai oleh organisasi itu.  Ada tujuh karakteristik primer budaya suatu organisasi.
1.     Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana para karyawan didorong untuk inovasi dan mengambil resiko.
2.     Perhatian ke rincian . Sejauh mana para karyawan diharapkan memperlihatkan presisi (kecermatan), analisis, dan perhatian kepada rincian .
3.     Orentasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokuskan pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.
4.     Orientasi manusia. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang didalam organisasi itu.
5.     Oreantasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, bukannya individu-individu.
6.     Keagresifan. Sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukannya santai-santai
7.     Kemantapan. Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo sebagai kontras dari pertumbuhan

1 comment:

  1. berikut kami sajikan paper mengenai budaya organisasi

    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2662/1/Psi-7.pdf

    ReplyDelete